Memastikan
Lewati ke konten utama Lewati ke konten notifikasi
Back

Dana Darurat, Asuransi atau Investasi: Mana yang Lebih Penting Didahulukan?

Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung semenjak tahun 2020, sejauh ini belum memperlihatkan tanda-tanda akan berakhir. Pandemi terburuk sejak 100 tahun terakhir itu telah menyeret perekonomian global ke jurang resesi. Jutaan orang kehilangan pendapatan akibat gelombang pemutusan hubungan kerja atau dipaksa cuti di luar tanggungan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut menunjukkan, angka kemiskinan Indonesia kembali menyentuh angka 10,19 persen pada September 2020, atau mencapai 27,55 juta orang.

Badai pandemi yang datang tanpa disangka-sangka memang berdampak paling berat bagi keuangan yang rapuh. Mereka yang tidak memiliki dana darurat memadai, akan terpuruk lebih cepat ketika mendadak kehilangan pekerjaan. Begitu juga ketika tidak ada kepemilikan Asuransi yang memadai, keuangan kita bisa lebih mudah porak poranda kala terjadi kejadian sakit berat atau meninggal dunia.

Jadi, bila ada pelajaran berharga yang diberikan oleh pandemi COVID-19 terkait keuangan pribadi, inilah waktu yang tepat untuk kembali ke hal mendasar pengelolaan finansial. Salah satunya adalah, ketika kita sudah memiliki pendapatan, manakah sebaiknya yang lebih penting dipenuhi antara tiga hal yang sama-sama penting berikut ini: dana darurat, Asuransi atau investasi?

Tiga kebutuhan di atas sama-sama penting untuk membangun kesejahteraan finansial. Akan tetapi, bila sampai salah mendahulukan antara yang terpenting dan yang masih bisa ditunda, hal itu bisa berakibat buruk bagi kesehatan keuangan kita. Jadi, pastikan memenuhi tiga hal tersebut berdasarkan urutan yang tepat.

Rencanakan Kebutuhan Finansial Anda Sekarang

1. Dana Darurat Adalah Pondasi Utama

Ibarat sebuah mobil, dana darurat adalah shock breaker atau peredam guncangan yang datang sewaktu-waktu tanpa disangka. Seperti shock breaker, dana darurat akan menjadi peredam pertama keuangan pribadi dari guncangan yang mendadak datang. Dengan keberadaan shock breaker, maka perjalanan mobil bisa dipertahankan tetap mulus dan stabil. Gambarannya, ketika tiba-tiba rumah yang kamu tinggal mengalami kebocoran akibat hujan deras, dana darurat yang kamu miliki bisa dialokasikan untuk membiayai renovasi rumah agar tidak lagi bocor.

Begitu juga ketika kamu terpaksa menghadapi keputusan unpaid leave dari perusahaan tempat bekerja seiring tekanan pandemi yang memberatkan keuangan kantor. Kehilangan pendapatan tiba-tiba adalah guncangan besar bagi keuangan seseorang. Sedang di saat yang sama, pengeluaran rutin dan wajib rumah tangga tidak bisa ditangguhkan.

Misalnya, cicilan kredit pemilikan rumah bila ada, utang kartu kredit, pembayaran uang sekolah anak, belanja dapur sehari-hari, dan lain sebagainya. Berbagai kebutuhan rutin dan wajib untuk bisa bertahan hidup tersebut bisa ditutup lebih dulu oleh dana darurat yang kamu miliki, sementara kamu berusaha mendapatkan pendapatan lagi.

Maka itu, dalam urutan prioritas, memenuhi kebutuhan dana darurat adalah hal utama yang tidak boleh ditunda-tunda. Begitu kamu memiliki pendapatan, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menyisihkan sebagian untuk ditabung sebagai dana darurat. Bila kamu masih lajang yang tidak memiliki tanggungan jiwa, kumpulkan dana darurat hingga mencapai minimal 6 kali nilai pengeluaran rutin bulanan. Sedang bila kamu sudah menikah dan memiliki tanggungan jiwa, upayakan memiliki dana darurat minimal sebesar 12 kali nilai pengeluaran bulanan.

Tempatkan dana darurat di instrumen keuangan yang likuid dan berisiko rendah seperti tabungan bank, deposito berjangka, emas juga reksadana pasar uang dan obligasi jangka pendek di bawah setahun.

Baca Juga7 "Obat" Finansial dari Pandemi COVID-19

2. Asuransi

Setelah mulai menyicil tabungan dana darurat, kamu bisa beranjak untuk urutan terpenting kedua yaitu Asuransi. Asuransi penting kamu miliki sebagai cara paling mudah mengelola risiko keuangan yang lebih besar dan sulit ditanggulangi hanya dengan dana darurat saja.

Sebagai contoh, risiko sakit dan dirawat di rumah sakit. Kejadian sakit yang membutuhkan perawatan medis di rumah sakit seringkali menguras biaya tidak sedikit. Dana darurat kamu mungkin bisa membantu, namun bila ternyata biaya perawatan sangat besar, keterbatasan dana darurat akan membuat keuangan kamu terguncang hebat. Asuransi bisa melakukan peran untuk hal itu dengan lebih baik dengan menutup pengeluaran rumah sakit.

Begitu juga dengan keberadaan Asuransi jiwa. Kepergian pencari nafkah utama menghentikan pula pendapatan yang menjadi sandaran keluarga. Dana darurat yang besarnya terbatas akan sulit menutup pengeluaran keluarga hingga di tahun-tahun mendatang. Dengan Asuransi jiwa, keluarga yang ditinggalkan mendapatkan Uang Pertanggungan (UP) dalam jumlah memadai yang bisa digunakan sebagai bekal melanjutkan hidup.

Kamu bisa menyisihkan sebagian pendapatan untuk membeli Asuransi secara paralel dengan menabung dana darurat. Alokasikan setidaknya 10%  dari pendapatan rutin untuk ditabung sebagai dana darurat dan untuk membayar premi Asuransi. Untuk Asuransi, prioritaskan lebih dulu untuk Asuransi jiwa dan Asuransi kesehatan baru beranjak ke Asuransi lainnya.

 Manulife memiliki beragam produk Asuransi jiwa dan kesehatan yang bisa kamu pilih. Untuk Asuransi Jiwa, kamu bisa mencoba Manulife Essential Assurance, yang akan akan memberikan perlindungan hingga usia 99 tahun dan disertai dengan nilai tunai. Nilai tunai ini merupakan hak pemegang polis dan dapat dicairkan.

Sementara itu, untuk Asuransi kesehatan, kamu bisa memilih MiUltimate HealthCare, yang memberikan beragam manfaat, mulai dari fasilitas rawat inap kamar dengan satu tempat tidur, penggantian biaya rumah sakit sesuai tagihan, hingga manfaat biaya kamar sebesar tiga kali lipat dari plan yang dipilih jika kamu dirawat di luar negeri.

Baca JugaBagaimana Memahami Asuransi yang Saya Beli

3. Investasi

Investasi berarti menempatkan sejumlah dana di sebuah instrumen tertentu yang berpotensi tumbuh di atas laju inflasi. Dengan demikian, dana yang kamu miliki berkembang dan bisa membantu akumulasi kekayaan lebih cepat. Setelah dana darurat dan Asuransi kamu penuhi, baru kamu bisa melirik investasi. Ada banyak kasus kekacauan finansial yang bermula karena seseorang melompat langsung berinvestasi tanpa memastikan dana darurat dan Asuransi-nya sudah ada.

Sebagai analogi, ibarat kamu memutuskan terjun payung tanpa sabuk pengaman dan parasut, maka yang terjadi kala ada masalah di tengah perjalanan adalah kamu jatuh dan belum tentu selamat. Sebaliknya, bila kamu terjun payung dengan dilengkapi sabuk pengaman (dana darurat) dan parasut yang handal (Asuransi), maka saat terjadi masalah fatal yang mengancam keselamatan (keuangan), kamu masih berpeluang mendarat dengan selamat.

Ini adalah hal mendasar yang tidak bisa diabaikan. Jangan pernah sesekali terjun langsung berinvestasi tanpa lebih dulu memastikan dua pos utama yaitu dana darurat dan Asuransi terpenuhi. Tidak perlu mengkhawatirkan kerugian karena telat memulai investasi (opportunity loss). Begitu dana darurat kamu tercapai minimal sebesar 50% dari nilai ideal dan kebutuhan Asuransi jiwa serta Asuransi kesehatan sudah terpenuhi, kamu bisa memulai investasi dan secara bersamaan terus menabung dana darurat sampai 100%.

Putuskan investasi dengan strategi yang tepat. Hindari melakukan investasi sekadar karena kelatahan semata, melainkan untuk mendukung tercapainya tujuan keuangan yang spesifik. Misalnya, untuk persiapan dana pendidikan anak, persiapan dana pensiun, kebutuhan dana pembangunan rumah, dan lain sebagainya. Beberapa instrumen investasi yang bisa ditimbang di antaranya reksa dana, saham, juga obligasi. Sesuaikan pemilihan instrumen investasi berdasarkan time horizon atau target waktu pemakaian dana dan profil risiko kamu.

Baca JugaCara Investasi Bagi Anak Muda dalam 5 Langkah Mudah

Dana darurat, Asuransi dan investasi adalah kunci-kunci penting yang bisa mengantarkan kamu meraih kesejahteraan finansial. Dengan melakukan urutan prioritas yang tepat, kamu bisa mengupayakan stabilitas finansial yang lebih langgeng. Tidak sulit, bukan?

Diskusikan Kebutuhan Anda!

  • Saya

    Manulife

  • Saya setuju memberikan data pribadi Saya kepada Manulife Indonesia dan telah membaca Kebijakan Privasi Manulife Indonesia. Selanjutnya, Saya bersedia untuk dihubungi oleh Manulife Indonesia melalui media komunikasi pribadi Saya sesuai hari dan jam operasional yang berlaku di Manulife Indonesia.

  • Dengan ini Saya setuju memberikan data pribadi Saya kepada Manulife Indonesia dan Saya memberikan persetujuan kepada Manulife Indonesia untuk menghubungi Saya melalui media komunikasi pribadi Saya untuk memperoleh penawaran atas produk Manulife Indonesia dan/atau kegiatan pemasaran lainnya

  • Ini adalah kolom yang harus diisi
  • Terima kasih telah menghubungi Manulife Indonesia.

    Kami akan segera merespon pesan Bapak/Ibu pada jam operasional kami.

     

    Siap Menunggu

    Error Page

    Wah, tampaknya ada yang salah!

    Error: 

    Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.

    Terima kasih telah menghubungi Manulife Indonesia.

    Kami akan segera merespon pesan Bapak/Ibu pada jam operasional kami.

     

    Siap Menunggu

    Error Page

    Wah, tampaknya ada yang salah!

    Error: 

    Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.

    Temukan Artikel Lainnya


    Tentang Manulife

    Manulife Indonesia melayani lebih dari 2,5 juta nasabah di Indonesia

    Selengkapnya


    Layanan

    Panduan pembayaran Premi Manulife Indonesia

    Selengkapnya


    Artikel

    Kumpulan artikel Manulife Indonesia.

    Lihat Artikel Lainnya